Bilangan : Membahas Nilai Tempat (Bilangan Bangsa Babilonia, Bangsa Romawi, Bangsa Mesir Kuno, hingga Sekarang)

Hai Sahabat Elpison. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat menyambut tahun pelajaran baru di era new normal.

Pada kesempatan kali ini, Elpison akan belajar Bilangan tentang Nilai Tempat.
Bilangan : Membahas  Nilai Tempat (Bilangan Bangsa Bbilonia, Bangsa Romawi, Bangsa Mesir Kuno, hingga Sekarang)
Bilangan : Membahas  Nilai Tempat (Bilangan Bangsa Babilonia, Bangsa Romawi, Bangsa Mesir Kuno, hingga Sekarang)

Saat ini angka yang dipergunakan untuk menulis suatu bilangan adalah 0 (nol) sampai dengan 9 (sembilan). Untuk menuliskan bilangan yang lebih dari 9, kita mengkombinasikan dua angka atau lebih yang diambil dari angka-angkka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, atau 9. Contohnya, bilangan sepuluh ditulis dengan lambang 10. Hal ini merupakan kombinasi 1 dan 0. Demikian juga lambang seratus dua puluh empat adalah 124, yaitu kombinasi dari 1, 2, dan 4. 

Pada tulisan 52, lambang 5 mempunyai nilai tempat yang berbeda dengan 2, karena angka 5 pada 52 bernilai 5 puluhan, sedangkan angka 2 bernilai 2 satuan.

Bangsa Babilonia adalah bangsa pertama yang menuliskan bilangan dengan konsep nilai tempat, dengan angka-angka pokoknya tedapat pada gambar berikut.

Sebuah petunjuk bahwa bangsa Babilonia telah menulis bilangan dengan menggunakan ‘nilai tempat’ dapat dilihat ketika mereka menulis lambang untuk bilangan 1000 yang dilakukan dengan cara menulis angka 10 di depan angka 100, sehingga menjadi 1000 yang artinya mengalikan 10 dengan 100. Lihat pada gambar di bawah ini!

Untuk menulis bilangan 13, bangsa Babilonia menulisnya dengan menjumlahkan 10 dan 3.

Dengan memperhatikan keterangan di atas, menulis berbagai bilangan, bangsa Babilonia menggunakan ‘aturan perkalian’ dan ‘penambahan’ sebagai berikut.

1. Apabila ‘angka yang lebih kecil’ pada suatu bilangan ditulis ‘mendahului angka yang lebih besar’ pada bilangan itu, maka bilangan yang lebih kecil dengan yang lebih besar. Misalnya, untuk menulis bilangan 1000 mereka melambangkannya dengan : 

yaitu mengalikan 10 dengan 100, karena 10 kurang dari 100, dan lambang 10 ditulis mendahului lambang 100. Begitu juga, untuk menulis bilangan 100.000, bangsa Babilonia melambangkannya seperti gambar di atas, yaitu mengalikan 100 dengan 1000, karena 100 kurang dari 1000 dan lambang 100 ditulis mendahului lambang 1000.


2. Apabila ‘angka yang lebih besar’ pada suatu bilangan ditulis ‘mendahului angka yang lebih kecil’, maka bilangan yang dimaksud adalah ‘jumlah’ dari bilangan-bilangan yang ‘lebih besar’ dan ‘lebih kecil’ tersebut. Contohnya, lambang :

yang ditulis orang Babilonia, maksudnya melambangkan bilangan 425, karena 400 lebih dari 20, dan 20 lebih dari 5, serta dengan aturan berikut.

Dari gambar di atas, lambang-lambang yang ditulis oleh bangsa Babilonia untuk menyatakan berturut-turut bilangan 243 dan 2436.

Bangsa Mesir Kuno menulis bilangan-bilangan dengan lambang-lambang yang sudah menggunakan sistem nilai tempat seperti pada gambar di bawah ini.

Untuk menuliskan bilangan 639, bangsa Mesir Kuno menulisnya dapat dengan berbagai cara dan menurut mereka yang terpenting adalah dalam bilangan tersebut terdapat ‘enam’ buah ‘ratusan’, ‘tiga’ buah ‘puluhan’, dan ‘sembilan satuan’. Dari sekian banyak lambang untuk 639, tiga di antaranya ditulis oleh bangsa Mesir Kuno yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Demikian juga, dalam sistem penilaian Mesir Kuno, mereka menulis lambang untuk bilangan 2785 dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dua cara di antaranya tampak pada gambar berikut.

Kini kita cukup mudah untuk menyampaikan suatu bilangan.  Kita dapat menggunakan konsep ‘nilai tempat’ berdasarkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya. 

Sekarang, coba tuliskan bilangan 3495 dengan menggunakan lambang bilangan Babilonia, bilangan Romawi, dan bilangan Mesir Kuno!

Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment