Hai Sahabat Elpison. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat beraktivitas, ya.
Pada kesempatan kali ini, Elpison akan mengajak belajar tentang Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disebut PTK.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) : DEFINISI, TUJUAN, RUANG LINGKUP KAJIAN, TEMA DAN OBJEK, CARA MENYUSUN PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL PTK) |
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas yang diampu oleh guru.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Tujuan dan manfaat PTK sebagaimana ditegaskan Mc Niff adalah untuk perbaikan dalam konteks proses belajar khususnya dan implementasi program sekolah pada umumnya (Mc Niff: 1992). Dengan tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru sebagai dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkelanjutan, maka manfaat yang diperoleh yaitu terwujudnya inovasi pembelajaran dan peningkatan profesionalitas guru.
C. RUANG LINGKUP KAJIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Ruang Lingkup Kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi tindakan yang terkait dengan:
1) Peningkatan kualitas proses pembelajaran;
2) Peningkatan penguasaan materi pembelajaran;
3) Peningkatan kualitas penilaian pembelajaran;
4) Peningkatan kualitas pemanfaatan media/ sumber pembelajaran;
5) Peningkatan keterampilan belajar;
6) Perbaikan sikap dan perilaku peserta didik; dan
7) Hal lain yang relevan.
D. TEMA DAN OBJEK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Secara teoritik tema dan obyek penelitian PTK sangat luas. Biasanya difokuskan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas tertentu, yang meliputi:
1) Pendekatan/ Model/Strategi/Metode pembelajaran terkini;
2) Pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK, APE (alat peraga edukatif), atau lingkungan;
3) Pengelolaan kelas dan siswa;
4) Teknik penilaian/ evaluasi pembelajaran;
5) Pemanfaatan bahan ajar/ sumber belajar;
6) Teknologi pembelajaran;
7) Pengembangan kurikulum;
8) Psikologi belajar;
9) Pengembangan profesionalitas guru; dan
10) Hal lain yang relevan.
E. SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL HINGGA LAPORAN HASIL PTK
Secara sistematis penyusunan proposal PTK hingga laporan PTK yang harus dilakukan oleh setiap guru meliputi prosedur berikut:
1) Pengajuan judul (mengevaluasi kegiatan pembelajaran guru sendiri maupun guru sejawat)
2) Penyusunan proposal
3) Pematangan proposal PTK, sebaiknya mengacu pada silabus mata pelajaran/ buku teks pelajaran terkait PTK
4) Penyusunan instrumen PTK (silabus, RPP siklus 1, RPP siklus 2, dst. sesuai materi pokok dipilih, lembar observasi peserta didik sendiri dan guru sejawat, daftar dokumentasi yang diperlukan, pedoman wawancara (bila diperlukan) dan lain-lain.
5) Penyusunan jadwal pelaksanaan PTK secara rinci (sesuai kalender pendidikan di sekolah dan Kelas yang dipilih untuk PTK). Jadwal PTK yang disusun harus melalui diskusi dan kesepakatan dengan guru sejawat di kelas tertentu yang sekaligus menjadi tim kerja PTK/ kolaborator)
6) Menentukan tim kerja/ kolaborator yang setidaknya terdiri dari 1 guru sejawat (untuk memastikan bisa membantu melakukan pengamatan, pencatatan dan dokumentasi semua proses pelaksanaan tindakan)
7) Pemantapan proposal dan kelengkapan instrumennya oleh peneliti dan guru sejawat sekaligus dilakukan refleksi/ diagnosis pra siklus.
8) Validasi instrumen kepada gur sejawat atau expert review
9) Pelaksanaan PTK siklus 1 dengan dibantu tim kerja/ kolaborator yakni 1 guru sejawat
10) Refleksi hasil Tindakan dan pengamatan siklus 1 bersama tim kerja.
11) Peneliti harus menulis/ merangkum kembali semua hasil pengamatan/ catatan/ rekaman proses tim kerja sebagai modal penting atau bahan melakukan analisis/pembahasan PTK (kepentingan jangka pendek untuk melakukan PTK siklus 2; kepentingan akhirnya untuk bahan penyusunan laporan PTK)
12) Pelaksanaan PTK siklus 2 dengan dibantu tim kerja/kolaborator yakni 1 guru sejawat
13) Refleksi hasil Tindakan dan pengamatan siklus 2 bersama tim kerja. Peneliti harus menulis/ merangkum kembali semua hasil pengamatan/ catatan/ rekaman proses tim kerja sebagai modal penting atau bahan melakukan analisis/pembahasan PTK (kepentingan jangka pendek untuk melakukan PTK siklus 3 (bila diperlukan); kepentingan akhirnya untuk bahan penyusunan laporan PTK)
14) Kompilasi data hasil PTK (minimal 2 siklus) dan dilakukan analisis/ pembahasan
15) Penyusunan draft laporan PTK secara komprehensif
16) Penyusunan laporan akhir PTK secara komprehensif.
17) Publikasi jurnal ilmiah
F. ISI PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Secara umum, isi proposal dan laporan hasil PTK banyak persamaan dengan penelitian pada umumnya. Namun pada aspek tertentu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai karakteristik tersendiri.
1. Substansi Proposal PTK
Proposal penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa komponen berikut:
(1) judul;
(2) latar belakang masalah;
(3) Perumusan Masalah;
(4) Tujuan Penelitian;
(5) Manfaat Penelitian;
(6) Kajian Pustaka/ Kajian teori;
(7) Tinjauan hasil penelitian terdahulu yang relevan;
(8) Hipotesis Tindakan;
(9) Metode penelitian/prosedur penelitian, mencakup unsur-unsur:
(a) rancangan penelitian,
(b) lokasi, waktu dan subjek penelitian,
(c) kolaborator penelitian,
(d) prosedur penelitian,
(e) teknik pengumpulan data,
(f) teknik analisis data,
(g) kriteria keberhasilan tindakan
(10) Instrumen penelitian; dan
(11) Jadwal penelitian.
Penjelasannya dirincikan sebagai berikut.
1. Judul Penelitian
Judul disusun secara ringkas maksimal 20 kata dan harus mencerminkan tiga unsur, yatu
1) tindakan,
2) perbaikan pembelajaran, dan
3) subjek sasaran.
Contoh:
“PENERAPAN MODEL GENERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA MATERI LIMIT KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 2 PALEMBANG”
Pada contoh judul/topik PTK di atas, dapat dijelaskan rinciannya berikut:
a) perbaikan kualitas pembelajaran yang diharapkan: peningkatan hasil belajar;
b) fokus: hasil belajar materi limit;
c) tindakan: penerapan model generative learning;
d) subyek sasaran: siswa kelas XI MIPA 1;
e) lokasi: SMA Negeri 2 Palembang;
f) waktu: tahun pelajaran 2018/2019.
Rumus singkat penyusunan judul/topik PTK yaitu:
peningkatan + fokus + tindakan + subjek + lokasi + waktu
Apabila judul/topik PTK dibatasi oleh lembaga berwenang dari segi jumlah maksimal kata yang digunakan (misalnya maksimal 20 kata), maka peneliti dapat menyingkat atau menyederhanakan judul agar tidak terlalu panjang tetapi secara substantif terbaca dengan jelas.
Rincian judul penelitian seperti materi pokok, semester, tahun pelajaran dan lainnya jika tidak mungkin dicantumkan dapat dijelaskan di dalam proposal pada komponen metode/prosedur penelitian yakni unsur subjek dan objek penelitian.
2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam PTK. Latar belakang ini memaparkan permasalahan riil yang dialami oleh guru dalam pembelajaran. Secara umum, masalah biasanya muncul disebabkan oleh tiga faktor.
(1) Masalah berkaitan dengan karakter mata pelajaran atau pokok bahasan dari mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru mencermati tingkat kesulitan materi pelajaran, sehingga memerlukan pemecahan secara khusus melalui PTK.
(2) Masalah berkaitan dengan faktor internal siswa. Termasuk dalam hal ini, adalah kurangnya minat dan bakat siswa terhadap pelajaran, rendahnya motivasi belajar, dan rendahnya hasil belajar siswa, semuanya memerlukan penanganan secara profesional melalui PTK.
(3) Masalah yang berkaitan dengan fakror internal guru. Termasuk dalam hal ini, adalah kurangnya penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan dan penguasaan guru dalam mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Faktor-faktor internal guru tersebut juga memerlukan refleksi secara objektif dan melakukan tindakan sebagai akibat dorongan dari dalam diri untuk melakukan perbaikan diri yang akan bermuara pada peningkatan mutu pelayanan, proses, dan hasil belajar siswa.
Secara metodologis, ada enam pertanyaan yang jawabannya akan menuntun dalam penyusunan latar belakang masalah PTK, yaitu:
(1) apa yang menjadi harapan?
(2) apa kenyataan yang terjadi?
(3) apa kesenjangan yang dirasakan?
(4) apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan?
(5) tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan?
(6) apa kekuatan/ keampuhan tindakan yang akan dilakukan tersebut dalam mengatasi kesenjangan?
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan dalam kalimat tanya. Esensinya adalah menanyakan apakah tindakan dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut contoh rumusan masalah:
"Apakah penerapan model generative learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik pada materi limit kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Palembang?"
Sebagai catatan khusus bahwa, pada contoh rumusan masalah di atas pada prinsipnya keduanya merupakan pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab melalui PTK. Jawaban atau temuan itu harus muncul sebagai dampak dari PTK yang dilakukan peneliti.
Secara eksplisit, jawaban atau temuan itu harus terbaca nyata pada laporan PTK bab IV (deskripsi dan pembahasan) dan pada V (kesimpulan). Jawaban atau temuan PTK itu tidak sekedar mendeskripsikan peningkatan hasil belajar, tetapi juga memotret suasana pembelajaran yang dirasakan dan dialami peserta didik sebagai dampak dari tindakan terencana sistematis yang dilakukan peneliti.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan diungkapkan dalam kalimat pernyataan. Tujuan diungkapkan secara optimis bahwa perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan tindakan yang dipilih tersebut. Terkait dengan contoh judul di atas, maka tujuan penelitian dinyatakan sebagai berikut:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika peserta didik pada materi limit kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Palembang melalui penerapan model generative learning.
5. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, guru atau peneliti secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran (misalnya: RPP yang mengintegrasikan strategi active learning, media pembelajaran yang inovatif, instrumen penilaian pembelajaran, desain pembelajaran inovatif, dan lain-lain) yang relevan dengan teori yang mendasari tindakan.
Rumusan manfaat perangkat-perangkat pembelajaran tersebut berkaitan dengan upaya melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Di samping itu, guru /peneliti akan berhasil mengungkap temuan data atau fakta empiris.
Pernyataan manfaat penelitian sebaiknya dinyatakan secara praktis bagi pemangku kepentingan terkait. Secara kreatif peneliti menguraikan: apa manfaat hasil penelitian untuk siswa? apa manfaat hasil penelitian untuk guru? apa manfaat hasil penelitian untuk sekolah/sekolah? atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Contoh uraian manfaat penelitian topik di atas:
Hasil penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi sekolah, guru, dan siswa. Manfaat tersebut masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat :
1) Bagi guru, dapat menjadi masukkan untuk menjadikan model generative learning sebagai alternatif dalam menyampaikan materi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya materi limit.
2) Peneliti lain, dapat dijadikan untuk menerapkan dan mengembangkan model generative learning untuk mata pelajaran lainnya, khususnya mata pelajaran matematika, serta dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan.
6. Kajian Pustaka (Kajian Teori)
Kajian pustaka sering disebut juga dengan kajian teori. Bagian ini menjelaskan kajian teori yang relevan, yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Kajian teori memberikan ulasan-ulasan secara teoritik dengan konsep pembelajaran dan konteks PTK yang akan dilaksanakan di lapangan.
Kajian teori ini merupakan kombinasi antara review teoretis dan empiris.
Pertemuan antara landasan teori dan pengalaman empiris tersebut akan melahirkan kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan dapat melakukan perbaikan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Kesimpulan tersebut pada akhirnya akan dirumuskan sebagai hipotesis tindakan.
Secara teknis, pemaparan kajian pustaka ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan menunjukkan sumber rujukan secara lengkap dan detail dalam bentuk catatan kaki (footnote), bukan in note. Di samping itu, harus merujuk referensi berbahasa asing minimal 3 (tiga), baik teks asli berbahasa Inggris maupun bahasa lainnya.
7. Tinjauan Hasil penelitian terdahulu yang relevan
Pada bagian ini diuraikan kajian terhadap hasil penelitian yang relevan dari hasil-hasil PTK yang terdahulu. Tinjauan hasil penelitian ini dijadikan dasar menentukan posisi penelitian sehingga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Sumber kajian dapat diperoleh dari skripsi, artikel jurnal, laporan hasil penelitian dan lainnya.
Di akhir bagian ini harus diberikan kalimat penegas tentang kebaruan penelitian ini atau ditegaskan apa hal yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pemaparan kajian hasil PTK terdahulu harus menuliskan nama penulis, judul tulisan dan isi pokok dinyatakan dalam teks utama. Isi pokok tersebut harus ditunjukkan sumber rujukan secara lengkap dan detail dalam daftar pustaka.
8. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Hipotesis menyatakan secara tegas bahwa tindakan yang dilakukan dapat melakukan perbaikan pembelajaran. Terkait contoh judul di atas, maka rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Hipotesis penelitian ini adalah melalui penerapan model Generative Learning, hasil belajar peserta didik pada materi limit di kelas X SMA Negeri 2 Palembang dapat ditingkatkan.
9. Metode Penelitian
Cara penelitian yang akan dijelaskan adalah:
(a) rancangan penelitian,
(b) lokasi, waktu dan subyek penelitian,
(c) kolaborator
(d) prosedur penelitian,
(e) instrumen penelitian,
(f) teknik pengumpulan data,
(g) teknik analisis data, dan
(h) indikator keberhasilan tindakan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
(a) Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dimaksud adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam hal ini, bagian terpenting yang perlu ditekankan adalah perancangannya akan ditetapkan untuk berapa siklus dalam penelitian itu yang merupakan otoritas peneliti, karena hanya peneliti yang tahu.
Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan banyaknya siklus adalah: waktu yang tersedia, panjangnya pokok bahasan, karakteristik materi, siswa semester berapa yang akan menjadi subyek, dan sebagainya. Secara teoritis, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu. Banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat ketercapaian kriteria keberhasilan.
Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka penelitian dapat dihentikan. Namun, jika dilihat dari beragamnya karakteristik materi pelajaran, keberhasilan pada siklus sebelumnya tidaklah 100% akan menjadi jaminan bagi keberhasilan siklus berikutnya, oleh karena peneliti akan banyak berurusan dengan karakteristik materi pelajaran yang sering berbeda.
Di samping itu, PTK tidak bertujuan memenuhi keinginan peneliti, tetapi bertujuan lebih memuaskan subjek sasaran yang akan belajar pada sejumlah kompetensi dasar dengan karakteristik materi yang beragam. Itulah sebabnya penentuan jumlah siklus tetap menjadi otoritas peneliti.
Tetapi yang tidak dapat dilupakan, bahwa setiap siklus akan selalu terdiri dari 4 langkah, yaitu:
(1) perencanaan,
(2) pelaksanaan,
(3) observasi/ evaluasi, dan
(4) refleksi.
(b) Lokasi, waktu dan subjek Penelitian
Dalam hal ini peneliti menjelaskan secara rinci dimana lokasi penelitian? Kapan waktu atau periode pelaksanaan penelitian? Dan siapa yang menjadi sasaran penelitian dan bagaimana karakteristiknya?
Contoh judul PTK di atas:
1. Lokasi PTK: SMA Negeri 2 Palembang. Bila perlu dijelaskan alasan akademik memilih lokasi PTK ini (misalnya hasil akreditasi SMA peringkat A/B/C atau bahkan belum terakreditasi, murid atau rombongan belajar banyak/sedikit atau keunikan/karakteristik lainnya yang dimiliki SMA).
2. Waktu Penelitian: PTK ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berlangsung pada bulan Januari sampai dengan April 2019.
3. Subjek Penelitian dan karakteristik subjek penelitian: subyek penelitian ini adalah siswa kelas kelas XII MA Sirnamiskin yang berjumlah 36 siswa terdiri atas 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Subjek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya yakni ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Bila perlu dijelaskan lebih rinci alasan memilih kelas tertentu sebagai subyek penelitian.
(c) Kolaborator Penelitian
Kolaborator dalam PTK adalah orang yang diajak bekerja sama dalam perencanaan dan pelaksanaan PTK, seperti: guru sejawat, guru pembimbing, atau kolega. Kerjasama antara guru peneliti dengan sejawat lainnya sangat penting dalam menggali permasalahan nyata yang dihadapi. Yang terpenting pada saat kegiatan mendiagnosis atau menggali masalah, melakukan menyusun proposal, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
(d) Prosedur Penelitian
Yang dimaksud prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional baik yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, maupun refleksi. Dalam proposal PTK lazimnya peneliti boleh menentukan berapa siklus yang akan dilakukan.
Agar memenuhi kelayakan hasil PTK setidak-tidaknya dua siklus sudah dianggap mencukupi. Tahapan setiap siklus terdiri dari 4 langkah PTK yaitu :
(1) perencanaan,
(2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi dan
(4) refleksi.
Perencanaan. Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empiris yang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran- lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.
Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.
Observasi/ Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi- interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut.
Observasi yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman proses dengan tape recorder, foto atau video proses tindakan. Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahan dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa.
Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/ metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.
(e) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menekankan secara lebih spesifik tentang cara mengumpulkan data yang diperlukan.
Apabila data yang diperlukan adalah kompetensi praktikal siswa di laboratorium, maka teknik pengambilan datanya adalah observasi. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah hasil belajar kognitif, maka teknik pengumpulannya adalah tes lisan atau tes tertulis, portofolio, atau asesmen otentik. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah respon siswa, maka tekniknya adalah angket atau wawancara, dan seterusnya. Uraikanlah teknik pengumpulan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan PTK.
(f) Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis. Analisis hanya bersifat kualitatif. Apabila terdapat data kuantitatif, teknik menganalisisnya menggunakan statistik deskriptif, yaitu dengan penyimpulan lebih mendasarkan diri pada nilai rata-rata dan simpangan baku amatan atau persentase amatan.
Hasil dari analisis data kualitatif tesebut dijabarkan juga dengan makna kualitatif yang mencerminkan struktur dasar terhadap jawaban-jawaban yang menjawab masalah penelitian.
Misalnya, bagaimana metode demontrasi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar? Hasil analisis data hendaknya dikonsultasikan dengan makna demonstrasi secara aktual, bukan pikiran guru atau pengamat lainnya. Hasil analisis kuantitatif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi sesuai dengan interval yang ditentukan. Dalam teknik analisis PTK, biasanya digunakan pedoman konversi nilai absolut yang berpacu pada skala lima.
Misalnya, data hasil belajar, pedoman konversinya adalah sebagai berikut:
Interval Kualifikasi
00,0 – 39,9 adalah Sangat kurang
40,0 – 54,9 adalah Kurang
55,0 – 69,9 adalah Cukup
70,0 – 84,5 adalah Baik
85,0 – 100 adalah Sangat baik
(g) Indikator Keberhasilan PTK
Sebagai kriteria keberhasilan PTK, peneliti dapat mengacu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar mata pelajaran tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan oleh guru berdasarkan rapat bersama dengan Kepala sekolah.
Misalnya ditetapkan KKM mata pelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Palembang adalah 75. Maka bila dampak PTK melampaui KKM 75 berarti terbukti ada peningkatan hasil belajar. Di samping itu, kriteria ketuntasan belajar juga dapat dijadikan kriteria keberhasilan. Misalnya, ditentukan ketuntasan individual adalah nilai 75 dan ketuntasan klasikal 80%, dan seterusnya. Kriteria keberhasilan PTK selain berupa angka-angka juga dapat ditunjukkan melalui berbagai indikator-indikator kualitatif.
10. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sangat terkait dengan obyek penelitian, utamanya obyek produk. Instrumen-instrumen tersebut antara lain:
(1) RPP setiap siklus (bila dua siklus berati harus ada dua RPP, yaitu RPP siklus I dan RPP siklus II),
(2) lembar observasi aktifitas belajar siswa,
(3) lembar observasi guru (penerapan metode/ media/ pengelolaan siswa dan kelas/ kelancaran),
(4) checklist dokumentasi yang diperlukan, seperti: daftar nilai hasil belajar, foto kegiatan belajar selama siklus tindakan berlangsung, rekaman video selama siklus tindakan berlangsung, pedoman wawancara dengan siswa (refleksi suasana belajar siswa),
(5) instrumen tes/penilaian pembelajaran, dan lain-lain yang relevan.
Guru peneliti perlu menguraikan instrumen yang diperlukan sesuai dengan PTK yang akan dilakukan.
11. Jadwal Penelitian
Peneliti harus merencanakan jadwal PTK dengan matang sebelum melaksanakan PTK di lapangan dalam bentuk matrik/ tabel. Karena itu diperlukan observasi dan diskusi intensif dengan guru kelas dalam menyusun jadwal penelitian. Yang perlu diperhatikan adalah kalender pendidikan, program semester dan jadwal pembelajaran mapel tertentu yang telah ditetapkan oleh sekolah.
G. ISI LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Pembahasan laporan hasil penelitian lebih komprehensif daripada makalah. Kajiannya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama (batang tubuh), dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal laporan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas beberapa halaman yang berupa:
1) Sampul. Bagian ini memuat lima kategori isi:
a) Judul penelitian
b) Jenis tulisan dan fungsinya
c) Logo instansi
d) Identitas peneliti
e) Identitas fakultas dan tahun penulisannya
2) Halaman Judul Penelitian. Halaman ini sama persis dengan halaman sampul tetapi ditulis di atas kertas putih.
3) Pernyataan Keaslian Naskah. Halaman ini memuat pernyataan bahwa naskah penelitian yang disusun secara keseluruhan merupakan hasil penelitian dan karya/tulisan sendiri kecuali bagian yang dirujuk sumbernya. Halaman ini ditandatangani peneliti di atas materai enam ribu rupiah (Rp. 6.000,-). Redaksi teks harus sesuai contoh pada lampiran dengan perubahan identitas terkait.
4) Pengesahan. Halaman ini harus memuat kop surat instansi lengkap dengan logo dan alamat. Isinya menyatakan bahwa hasil penelitian yang dimaksud adalah sah dan diterima sebagai salah satu dalam hal apa. Redaksi teks harus sesuai dengan contoh dengan perubahan identitas peneliti, judul penelitian dan nama Tim Review.
5) Abstrak. Abstrak merupakan uraian singkat tapi lengkap yang mencakup: latar belakang, rumusan masalah, metode penelitian, temuan/simpulan dan manfaatnya. Isi abstrak ditulis maksimal 500 kata dengan jarak satu spasi. Pada bagian atas abstrak dituliskan judul, nama peneliti dan NIP (Nomor Induk Pegawai). Diakhiri dengan kata kunci terkait judul PTK.
6) Transliterasi. (Jika diperlukan untuk menuliskan istilah Arab dengan huruf Latin). Teks Arab yang ditulis dengan huruf Latin mengacu pada pedoman transliterasi yang didasarkan pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
7) Kata Pengantar. Isi utama kata pengantar adalah pernyataan peneliti untuk mengantarkan naskah penelitian kepada para pembaca dan penyampaian ucapan terima kasih peneliti kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian penelitian.
8) Daftar Isi. Bagian ini memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi penelitian dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat semua bab atau subbab beserta nomor halamannya. Isi masing-masing jenis penelitian terdapat sedikit perbedaan.
9) Daftar Tabel (jika ada). Jika dalam laporan hasil penelitian terdapat sejumlah (lebih dari satu) tabel, maka harus dibuat daftar tabel.
10) Daftar Gambar (jika ada). Penelitian yang memuat gambar lebih dari satu harus dibuat daftar gambar.
11) Daftar Singkatan (jika ada). Jika dalam laporan hasil penelitian terdapat singkatan-singkatan, maka harus dibuat daftar singkatan.
2. Bagian Utama
Bagian utama laporan hasil penelitian biasanya dituangkan dalam lima bab. Akan tetapi laporan penelitian ini juga memungkinkan berisi enam atau tujuh bab, tergantung keluasan pembahasan penelitian.
Bab Pertama
Bab ini diberi judul pendahuluan. Isinya adalah hampir sama dengan proposal yang menguraikan hal-hal mendasari diperlukan dalam penelitian. Perbedaanya, kalau proposal merupakan rancangan/rencana tentang kegiatan sedangkan pada laporan bab pertama ini menjelaskan kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan. Kata-kata futuratif, seperti: akan, diharapkan, nantinya, dan sebagainya dalam proposal harus dirubah/disesuaikan untuk keperluan laporan penelitian sehingga kalimatnya menunjukkan kegiatan penelitian telah dilaksanakan. Isi/sub judul dalam bab pertama dalam masing-masing penelitian berbeda-beda seperti contoh daftar isi laporan hasil penelitian.
Bab Kedua
Bab ini berisi kajian teori yang digunakan sebagai dasar penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan hipotesis tindakan. Uraiannya harus terfokus pada teori yang menjadi dasar penelitian. Penjelasan yang tidak berkaitan langsung (terlalu umum) tidak boleh dituliskan di bagian ini. Penjelasan isi masing-masing subbab harus menggambarkan pembahasan sebagai satu kesatuan uraian dan tidak terpisah/terpotong-potong satu pembahasan dengan lainnya yang berfungsi sebagai pijakan teori penelitian yang dilakukan. Pembahasannya merupakan penjabaran dari kajian teori / teori konseptual yang diuraikan dalam proposal lebih detail, komprehensif dan mendalam.
Bab Ketiga
Dalam bab ini, peneliti memfokuskan kepada skenario pelaksanaan penelitian secara detail yang terkait dengan metodologi yang digunakan untuk membahas penelitian sehingga diberi judul metode penelitian. Adapun subbabnya diberi judul sesuai aspek-aspek penelitian yang diperlukan sebagai cara meneliti pada model penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Bab Keempat
Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang deskripsi proses penelitian di kelas yang diawali proses pengamatan pra siklus, siklus I, siklus II dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan. Kemudian peneliti menganalisis pada setiap siklus untuk dibandingkan hasilnya. Adapun bab dan sub-subbabnya seperti dalam contoh daftar isi laporan hasil penelitian. Sebagai catatan khusus bahwa analisis/pembahasan untuk menjawab rumusan masalah atau temuan PTK itu tidak hanya memaparkan peningkatan hasil belajar (fokus lainnya yg ditentukan), tetapi juga sangat penting memotret suasana pembelajaran yang dirasakan dan dialami peserta didik sebagai dampak dari tindakan terencana sistematis yang dilakukan peneliti. Karena itu melalui pengamatan yang cermat selama tindakan berlangsung dan wawancara dengan siswa yang menjadi sasaran PTK akan memperkaya data sebagai bahan analisis.
Bab Kelima
Bab ini merupakan bagian akhir dari isi penelitian sehingga diberi judul penutup. Bab penutup dalam semua jenis penelitian adalah sama. Isi bagian ini terbagi menjadi dua yang menjadi subbabnya, yaitu:
a) Simpulan.
Bagian ini menjelaskan temuan penelitian yang merupakan jawaban atas masalah yang diajukan pada bab pendahuluan. Isinya harus sesuai atau sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan analisis data penelitiannya. Rumusan simpulan ini harus sinkron antara penjelasan dalam bab pertama, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, jumlah simpulan juga harus sama dengan jumlah rumusan masalah.
b) Saran.
Saran/ masukan ini harus sesuai dengan simpulan atau temuan penelitian. Uraian tentang saran ini harus disertai argumentasi atau alasan peneliti memberikan saran dalam kajian ini. Lebih dari itu, bila memungkinkan dalam bagian saran ini dijelaskan jalan keluar. Saran ini dapat bersifat praktis maupun teoritis. Termasuk saran yang berharga adalah perlunya dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain karena penelitian yang dilakukan belum sepenuhnya tuntas terselesaikan atau karena setelah penelitian ini muncul permasalahan baru. Lihat contoh dalam lampiran.
3. Bagian akhir
Pada bagian akhir penelitian dijelaskan hal-hal berikut
1) Daftar Kepustakaan.
Sumber bacaan referensi dalam penelitian harus memuat literatur berbahasa asing (Arab/ Inggris). Isinya harus menyebut: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, tempat terbit, dan penerbit.
2) Lampiran-lampiran
Lampiran yang benar-benar menjadi instrumen penelitian. (seperti: instrumen tes, instrumen observasi, kutipan silabus, RPP siklus 1 dan 2, foto tindakan kelas, dokumen nilai, dan lainnya yang relevan).
3) Daftar Riwayat Hidup peneliti.
Membuat identitas, riwayat pendidikan, dan pengalaman menjadi guru.
4. Jumlah Halaman
Jumlah halaman laporan penelitian tindakan kelas (PTK) bagian utama minimal 40 halaman.
Dalam konteks program Pendidikan Profesi Guru (PPG), PTK adalah karya tulis ilmiah mandiri yang dilakukan secara sistematis dan metodologis oleh guru peserta program PPG dalam rangka penyelesaian tugas akhir yang menjadi sebagian persyaratan memperoleh sertifikat guru profesional sesuai ketentuan yang berlaku. Seluruh peserta PPG harus melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai bidang kajian program studi yang diambil.
Berikut Format Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :
Berikut contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bidang Studi Pendidikan Matematika :
Berikut contoh Laporan Akhir Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bidang Studi Pendidikan Matematika :
Berikut contoh Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah :
Semoga bermanfaat!
No comments:
Post a Comment